Pesona wisata. Provinsi Lampung terletak di unsur ujung tenggara Pulau Sumatera pada Posisi 103°40-105°50 Bujur Timur dan 3°45-6°45 Lintang Selatan, Batas-batas distrik administrasif Provinsi Lampung di Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatra Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah Timur berbatasan dengan Samudra Hindia.
Provinsi ini adalahpintu gerbang pulau Sumatra ke Pulau Jawa dan sebaliknya sebab posisi Lampung paling dekat dengan Jawa, hanya diceraikan oleh Selat Sunda sejauh tidak cukup dari 30 Km. Di dukung sarana, prasarana transportasi yang relatif fasih baik angkutan darat maupun fery dan dilewati jalur pilihan pelayaran internasional sampai-sampai Pelabuhan Panjang di bina dan difungsikan dalam skala internasional.
Luas daratan daya tarik wisata Provinsi Lampung tidak cukup lebih 35.376 km2, dengan panjang garis pantai 1.105 km tergolong 69 pulau kecil dan Pulau Tabuan yang terbesar. Ada dua teluk yakni teluk Lampung dan teluk Semangka, sedangkan luas perairan pesisirnya selama 16.625 km2 sampai-sampai luas secara borongan 51.991 km2.
Penduduk pribumi lampung terdiri dari tiga kumpulan masyarakat yakni Orang Abung yang berasal dari wilayah pegunungan di sebelah barat Lampung, Orang Pubian yang berada di area dataran rendah di bagian unsur timur Lampung, dan Orang Peminggir yang berasal dari area pantai unsur selatan Lampung yakni Teluk Lampung dan Teluk Semangka.
Mereka umumnya berkata dalam dua bahasa wilayah yaitu bahasa Komering dan bahasa Lampung, namun sebab kehadiran begitu tidak sedikit pendatang dari Jawa, sebagian warga asli ini juga pandai berbahasa Jawa dan Sunda.
Mengenai potensi pariwisata Lampung, tidak sedikit objek wisata yang masih tumbuh dan berkembang secara alami Di Lampung Barat misalnya, potensi wisata yang berkesempatan dikembangkan misalnya, daya tarik wisata bahari sebab di distrik Krui dan sekitarnya terdapat pantai landai dengan ombak yang layak untuk dijadikan olahraga layar dan ski air.
Di kabupaten yang berbatasan langsung dengan distrik Propinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan tersebut juga ada aset lain, obyek wisata alam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Danau Ranau. Dari selama 45 objek wisata alam, kebiasaan dan minat eksklusif yang sudah terdata belum sepenuhnya dikembangkan namun sejumlah unggulan antara beda wisata bahari ke daya tarik wisata Gunung Krakatau di Selat Sunda dan Pantai Merak Belantung (Lampung Selatan), Pantai Pasir Putih di Panjang (Bandarlampung), Situs Purbakala di Jabung dan Pusat Latihan Gajah (LPG) Way Kambas (Lampung Tengah), Dam Way Rarem di Bukit Kemuning (Lampung Utara) dan tidak sedikit lagi objek wisata unik yang tempatnya tersebar.
Pesona Wisata Sejarah Lampung
Pesona wisata. Pada abad ke VII orang di negeri Cina sudah merundingkan suatu distrik didaerah Selatan (Namphang) dimana ada kerajaan yang dinamakan Tolang P’ohwang, To berarti orang dan Lang P’ohwang ialah Lampung.
Terdapat bukti powerful bahwa Lampung adalahbagian dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan menguasai sebagian distrik Asia Tenggara tergolong Lampung dan berjaya sampai abad ke-11. Sriwijaya datang ke Lampung karena wilayah ini dulunya adalahsumber emas dan damar.
Peninggalan yang mengindikasikan bahwa daya tarik wisata Lampung berada dibawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya antara beda dengan ditemukannya prasasti Palas Pasemah dan Prasasti Batu Bedil didaerah Tenggamus adalahpeninggalan kerajaan seriwijaya (abad VIII). Kerajaan-kerajaan Tulang Bawang dan Skala Brak pun pernah berdiri pada selama abad VII-VIII. Pusat Kerajaan Tulang Bawang diduga disekitar Menggala/Sungai Tulang Bawang hingga Pagar Dewa.
Zaman Islam ditandai masuknya Banten diLampung pada abad ke 16, terutama ketika bertahtanya Sultan Hasanuddin (1522-1570). Sejak masa lampau, Lampung memang dikenal sebab tanaman ladanya yang tidak sedikit dicari orang. Kesultanan Banten yang tertarik dengan buatan lada Lampung mengusai wilayah ini pada mula abad ke-16 dan sekaligius mengenalkan agama Islam
Pada zaman ini Lampung mencetuskan pahlawan yang familiar gigih menantang Belanda. Bernama Radin Intan. Pengaruh Islam tampak diantaranya dan adanya Tambra Prasasti (Buk Dalung) didaerah Bojong Kecamatan Jabung Sekarang, mengandung perjanjian kerjasama antara Banten dan Lampung dalam melawan penjajahan Belanda.
Kontrol yang dilaksanakan Kesultanan Banten atas buatan lada Lampung sudah menjadikan pelabuhan Banten sebagai pelabuhan lada yang sangat besar dan sangat makmur di Nusantara. Tanaman lada pula yang pun menarik kaum pendatang asing dari Eropa laksana perusahaan dagang dari Belanda ‘Dutch East India Company’. Perusahaan dagang ini pada akhir abad ke-17 membina sebuah pabrik pengolahan di Menggala. Namun dengan sekian banyak upaya kesudahannya Belanda sukses menguasai Lampung pada tahun 1856.
Pemerintah kolonial Belanda guna kesatu kalinya mengenalkan program transmigrasi untuk penduduk di Pulau Jawa yang paling padat guna pindah dan berjuang di Lampung. Program transmigrasi ini ternyata lumayan diterima baik dan tidak sedikit penduduk asal Pulau Jawa yang lantas pindah ke tempat transmigrasi yang berada di area timur Lampung. Program transmigrasi ini kemudian dinaikkan lagi pada masa kebebasan pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Orang asal Pulau Jawa ini membawa serta perlengkapan kebudayaan mereka ke Lampung laksana gamelan dan wayang. Orang dari Pulau Bali kemudian pun datang ke Lampung untuk mengekor program transmigrasi ini. Kehadiran pendatang dari wilayah lain di Lampung sudah menjadikan distrik ini sebagai wilayah dengan kebudayaan yang pelbagai (multi-kultur).
Keragaman suku yang ada malah menjadi pesona wisata lagipula di sekian banyak kabupaten yang terdapat tersebar potensi wisata alam, wisata budaya. Keberadaan sanggar-sanggar seni/budaya sebagai pelestari seni/budaya warisan nenek moyang tidak sedikit berkembang. Pesona wisata.
0 komentar:
Posting Komentar